Rabu, 02 November 2011

inspirasi...


IMG_1074.jpgMANG DAAN
(Kenangan  sosok di masa Kanakku)

Seorang teman di jejaring social facebook tak sengaja telah menginspirasiku untuk menuliskan tentang sosok sederhana yang ingin kutuliskan di sini.  Tokoh yang satu ini tak seterkenal menteri pendidikan , tak sehebat Pak B.J Habiebie, tak setampan Dude Herlino atau segagah Dede Yusuf.  Bahkan sebaliknya, sosok ini teramat sangat sederhana di mataku, juga di mata orang-orang kebanyakan desaku pada waktu itu.  

Penampilannya biasa-biasa saja.  Bahkan boleh dibilang kumuh dan kusut.  Seragam kesehariannya adalah sebagai berikut : Kemeja lusuh, kadang ada tambalan di beberapa tempat.  Beralas kaki sandal butut, terkadang malah sepatu yang ujungnya sudah sedikit menganga.  Mengepit tas kulit imitasi tanpa tali penggantung yang juga sama bututnya.  Tas kulit itu berisi perkakas pekerjaannya sehari-hari, yaitu kertas gambar, pensil (yang sering diselipkannya di sela-sela kuping saat bekerja), benang jahit atau senar, jarum besar dan lem sepatu.  Pekerjaan beliau memang multi talenta, kadang menjahit dan mengesol sepatu, kadang membuatkan gambar untuk anak-anak bahkan kadang pekerjaan makelar pun dilakoninya.  Namun di kalangan kami, para anak-anak dan remaja, beliau lebih dikenal sebagai tukang gambar dan sol sepatu.  Kalau kami ada PR menggambar, pasti yang kami tunggu di depan rumah adalah beliau.  

Mang (om, paman, red) Daan, begitu kami memanggil beliau.  Kami selalu merindukan kehadirannya.  Kalau kami tak punya PR menggambar, Mang Daan kami minta untuk bercerita tentang apa saja.  Mang Daan akan dengan senang hati menceritakan pengalamannya bertemu dengan orang-orang.  Mang Daan juga akan menceritakan bahwa si Anu minta digambarkan ini, si Anu pesan gambar itu.  Atau Beliau akan bercerita tentang hal-hal yang ditemuinya dijalan.  Ada cerita horror, cerita sedih, atau cerita lucu.  Kami akan selalu senang mendengarnya.  Apalagi cerita-cerita lucunya.  Karena Mang Daan akan mengakhiri ceritanya dengan tawa khas beliau dan kata : KAGUGU nya...(lucu ya, red).

Mang Daan mirip sebuah tokoh legendaris bagi masyarakat di kampungku.  Dari jaman ayah-ibuku, kakakku hingga jamanku, Mang Daan selalu setia pada pekerjaannya.  Mengesol sepatu dan menjadi tukang gambar untuk anak-anak.  Menggambar kuda, kambing, bebek atau apa saja yang diminta anak-anak.  Tak ada yang berubah dari penampilannya.  Terakhir, saat aku duduk di bangku SMA, hanya sebuah kacamata bekas, yang kadang copot sebelah lensanya,  menambah asesoris penampilannya.  Maklumlah, usia tak bisa dibohongi dan tak bisa menghalangi semakin melemahnya fungsi anggota tubuh.  Langkah kaki Mang Daan pun tidak segagah dulu lagi.  Mang Daan terkadang kulihat mengayuh PIT (sepeda, red) ontelnya dengan kayuhan yang lemah.  

Ada sebuah kebiasaan Mang Daan yang sungguh membuatku terkesan dan tertegun haru.  Mang Daan bukanlah orang yang pintar dan ahli.  Beliau hanyalah sosok yang teramat sederhana, bahkan mungkin menduduki kasta rendah di masyarakatku.  Namun Beliau mempunyai kepedulian yang besar terhadap orang-orang di sekitarnya.  Terutama anak-anak usia sekolah.  Jika ada yang meminta jasanya untuk menggambar atau mengesol sepatu, Mang Daan tidak pernah memasang tarip berapa rupiah jasanya harus dibayar.  Bahkan sering beliau memberikan jasa sol sepatu dan gambar gratis pada anak-anak yang tidak punya uang untuk membayarnya.  Beliau selalu tersenyum dan tertawa menerima apa pun yang kami berikan.  Beliau pasti akan bertanya, “Boga duit deh?”  (punya uang tah? Red)  Kalau ada yang menggelengkan kepala tanda tak punya uang, beliau berkata, “Geus teu naon-naon… nu penting maneh bisa sakola, teu dicarekan ku guru…” (Sudah, tidak apa-apa.  Yang penting kamu bisa bersekolah dan tidak dimarahi guru, Red).  Subhanallah….
Kini, sosok sederhana itu telah pergi menghadap Sang Khalik.  Namun namanya masih kami kenang dengan lekat di memori kehidupan kami.  Mungkin ada di antara kami yang pernah beliau tolong telah menjadi orang besar dan sukses.  Sangat mungkin… Aku hanya bisa berharap, ketulusan dan kepedulian Mang Daan bisa dijadikan sebuah contoh tauladan yang mulia bagi kita semua.  Walau hanya sekedar menjahitkan sepatu yang rusak atau menggambarkan binatang, namun jika dilakukan dengan hati yang tulus dan gembira, tetap itu adalah dulang sumber pahala yang besar dan membuahkan syurga bagi sang pelakunya.

Mang Daan adalah salah satu tokoh pahlawan pendidikan bagiku.  Kepeduliannya yang besar pada anak-anak, menurutku patut memdapatkan dua acungan jempol.  Dari seorang Mang Daan lah anak-anak pada jamanku secara tidak langsung telah belajar menggambar dengan sederhana, dari seorang Mang Daan lah anak-anak bisa belajar ketulusan dalam memberi.  Dari seorang Mang Daan lah anak-anak bisa pandai bercerita dan tertawa lepas.  Dari seorang Mang Daan lah anak-anak bercermin bagaimana menjalani pahit getirnya hidup . Aku yakin, sedikit banyaknya Mang Daan telah memberikan inspirasi hidup buat kami.  Pelajaran tentang nilai-nilai kehidupan  yang akan kami bawa sampai nanti.
Ada sebuah catatan penting yang ingin aku garis bawahi bahwa ternyata ketika kita ingin memberi, jangan menunggu kita kaya terlebih dahulu.  Karena memberi tidaklah identik dengan memberi dalam bentuk materi.  Banyak hal yang bisa kita bagikan untuk orang lain.  Keramahan kita, kepedulian kita, senyum, sapa, kasih sayang, adalah kekayaan moral yang bisa dibagi tanpa harus menunggu waktu dan kesempatan.  Wallahu ‘alam bissawab.

(Bekasi, 2 November 2011.  Untuk mereka yang pernah ada dalam kehidupan masa kanakku… terimakasih karena telah berbagi… )



3 komentar:

  1. aku hanya bisa komen KAGUGU sekali lagi KAGUGU...untuk Mang Daan, kamu dan juga diriku. Semoga Mang Daan diberikan sepatu dan lukisan yang paling indah dari yang terindah oleh Sang Khaliq. Amin YRA

    BalasHapus
  2. hatur nuhun A... Amien ya Rabb! Mang Daan akan tersenyum melihat anak-anak yang dulu pernah ditolongnya kini menjadi orang-orang yang hebat!

    BalasHapus
  3. aku dengar kabar dari sana tentang Mang Daan, meski sudah berbeda alam tapi tetap saja kalimat KAGUGUnya keluar...sampai ada satu malaikat ngikuti Mang Daan, katanya KAGUGU DAAN.Dan akhirnya semua malaikat berjamaah mengucapkan KAGUGU DAAN !!!

    aku dengar kabar dari sana tentang Mang Daan,dia
    memakai sepatu yang sangat indah dari yang terindah. Tasnya juga luar biasa bagus, tidak seperti tas belel bin butut yang dia kempit diketiaknya waktu di dunia.

    jika dulu dia suka sekali mengumpulkan puntung rokok dilinting dengan kertas pahpir, sekarang sudah tidak lagi dilakukan, yang melinting rokoknya adalah malaikat malaikat...

    subhannallah...malaikat-malaikat itu berjamaah mengucap KAGUGU DAAN !!!!
    Next....

    BalasHapus